NAMA : DINANTI TIASFIRA
NPM : 22313540
KELAS : 4TB02
Kritik Arsitektur
Summary kritik arsitektur
1. Self critism
Self
critism adalah salah satu metode untuk mengkritisi suatu karya/objek punya kita
sendiri dan dikritisi oleh diri kita sendiri. Hal ini bisa dilakukan jika diri
kita mempunyai perspektif berbeda di dalam otak atau pikiran kita. Bisa
dikatakan bahwa self critism ini membuat kita untuk berfikir menjadi orang
lain. Dalam proses berfikir self critism, dalam otak kita harus berfikir
menjadi 2 sudut pandang pribadi yaitu pikiran positif menjelaskan tentang apa
yang harus diperbaiki dan ada pikiran negative menjelaskan rasa takut kemudian
memperbaikinya.
2. Authority critism
Authority
critism adalah salah satu metode untuk mengkritisi suatu karya/objek oleh orang
yang mempunyai wewenang. Seperti dari pihak pemerintah yang mengkritisi. Dalam
prosesnya terdapat hirarki antara individu dengan pihak berwenang.
3. Expert critism
Expert critism adalah salah satu metode
untuk mengkritisi suatu karya/objek oleh orang yang mempunyai keahlian
dibidangnya sehingga ia memliki hak untuk mengkritisi karena keahlian dan
pengalamannya. Contohnya seperti juri yang mengritisi hasil karya.
4. Peer critism
Peer
critism adalah salah satu metode untuk mengkritisi suatu karya/objek oleh suatu
kelompok ke kelompok lainnya.
5. Layman critism
Layman
critism adalah salah satu metode untuk mengkritisi suatu karya/objek oleh masyarakat
awam. Kritik yang dikeluarkan lebih jujur karena kritik dikeluarkan dengan
spontan dan menurut pikiran sendiri.
Kritik BANGUNAN MODERN
INCHEON TRIBOWL
- Architects : iArc Architect
- Location : Incheon, South Korea
- Area : 2.869 sqm (Building),
- 12.300 sqm (Site)
- Project Year : 2010
Dengan konsep bangunan yang menyerupai mangkuk menjadikan INCHEON TRIBOWL menjadikan langgam kota tersebut, namun bangunan tersebut hanya bisa dimasuki pada saat ada acara di dalam bangunan tersebut, jika tidak ada bangunan tersebut tidak dibuka untuk umum..
Kritik BANGUNAN POST MODERN
Nama : Portland Public Building
Type : Kantor Pemerintah
Gaya : Arsitektur Post Modern
Arsitek : Michael Graves (1987)
Massa balok, dengan dekorasi pada
permukaan yang menggunakan gaya
“ART- DECO” dan penegasan terhadap
pengolahan penggunaan warna
Sumber :
http://www.archdaily.com/407522/ad-classics-the-portland-building-michael-graves/51ef06e2e8e44ea5b7000078-ad-classics-the-portland-building-michael-graves-image
Portland Public Service Building yang terletak pada sebuah lahan di
tengahkota ini akan menjadi pusat perkantoran kota. Pada nyatanya lokasi
yang ada menawarkan keuntungan dan karakteristik setting yang spesial,
karena berdekatan dengan City Hall Building dan County Courthouse
Building di kedua sisinya, Mall untuk umum dan taman pada kedua.
sumber
:
http://www.archdaily.com/407522/ad-classics-the-portland-building-michael-graves/51ef06e2e8e44ea5b7000078-ad-classics-the-portland-building-michael-graves-image
Kritik layman
Portland public building merupakan bangunan yang berfungsi sebagai kantor pemerintah. Design dari bangunan ini ditujukan untuk penduduk sekitar, untuk
tercipta nya hubungan daerah urban dengan program didalamnya. Dalam
tujuan untuk memperkuat perkumpulan bangunan, pada permukaan bangunan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian dasar, engah atau badan, dan
atas atau kepala”. Ketika pertama kali selesai, perubahan gaya dari modern menuju gaya post
modern yang dihadirkan pada bangunan ini sangat ramai dibicarakan
sebagai sesuatu yang kontroversi.
Pada variasi permukaan terdapat 15 potongan – cerita bangunan
kantor perkotaan yang dihiasi dengan kotak-kotak jendela kecil yang
merupakan ungkapan penggunaan karakteristik gaya Art Deco, massa
bangunan yang berwarna - coklat, biru, dan merah bata – membuat
penegasan pernyataan soal latar belakang yang berpasir.
Selain adanya dekorasi menonjol yang non-fungsional dari patung
“Portandia”, warna-warna kontras dan menyolok sangat dominan dalam
gedung ini, seperti coklat susu, coklat tua dan warna gelap dari kaca.
Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti
rumah-rumahan kecil mirip dengan kuil kuno dari artemis-yunani beratap
piramid dan pelana. Bentuk-bentuk geometris sederhana, kotak-kotak,
segitiga, garis-garis non-fungsional terlihat, menjadi bagian ciri
arsitektur post modern, banyak menghiasi bagian luar dar gedung The
Portland
Kritik expert
Michael Graves Arsiteturnya menjadi pelopor dan banyak memberi inspirasi pada
perkembangan arsitektur Post modern. Bentuk global sangat sederhana
seperti kotak atau blok, ada yang mengatakan seperti sebuah kotak kado
natal raksasa, bahkan ada yang mengatakan seperti dadu.
Unsur arsitektur kuno yang menonjol dalam gedung public service ini,
manghubungkan dengan masa lampau antara lain berupa sebuah patung wanita
yang dikenal pada abad XIX bernama “Portlandia”,personifikasi dari
semangat, kebijakan dan keteguhan moral dari warga negara dalam
perdagangan.
Kotak seperti dadu bagian utama dari “The Portland”
terletak diatas unit dibawahnya yang coklat susu cerah. Unit ini sedikit
lebih lebar dari yang ditumpunya, berkolom-kolom besar dan berat
memberikan kesan seperti arsitektur kuno orietal mesir. jika kita berada
didalam bangunan ini kita bisa merasakan euforia dari nuansa mesir kuno
yang terdapat dari unsur unsur langgamnya. Dengan prinsip rancangan
michael grave adalah Bangunannya mudah dikenali dan diingat karena
adanyan penerapan
unsur-unsur sejarah yang telah ada sehingga masyarakat mempunyai
kenangan dalam dirinya tentang sejarah tersebut dan Michael Graves
mengabstrakkan bentuk-bentuk yang historical atau yang
berbau atau berhubungan dengan sejarah yang telah ada. Tetapi Graves
tidak sekedar meniru unsur sejarah yang ada tetapi ia juga yang
melakukan transformasi.
sumber : http://itscomma9.com/arsitektur-post-modern-1-2/
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=9chjWPG9IsrjvASss6XAAw#q=Michel+Graves%2C+dengan+karyanya+Porland+Building.
http://www.archdaily.com/407522/ad-classics-the-portland-building-michael-graves