Konon,
leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos
yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan
masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja
yang pertama menggunakan “tangga dari langit” untuk turun dari nirwana,
yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua
(Tuhan Yang Maha Kuasa).
Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam
penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil
dari proses akulturasi antara penduduk (lokal/pribumi) yang mendiami
daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran
dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi antara kedua
masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina dengan
jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan
lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun
pemukimannya di daerah tersebut. Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia, dihuni
oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya
hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli
dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek
wisata di Sulawesi Selatan.
- Buntu Kalando
Tongkonan/rumah tempat Puang Sangalla' (Raja Sangalla') berdiam.
Sebagai tempat peristirahatan Puang Sangala' dan juga merupakan Istana
tempat mengelola pemerintahan kerajaan Sangalla' pada waktu itu,
Tongkonan Buntu Kalando bergelar "tando tananan langi' lantangna Kaero
tongkonan layuk". saat ini Tongkonan Buntu Kalando dijadikan Museum
Tempat meyimpan benda-benda prasejarah dan peninggalan kerajaan
Sangalla'.
- Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan atau rumah adat yang
sangat menarik dan berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit.
Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang
ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 km ke arah
utara dari Rantepao.
- Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah
satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam
dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi
bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau.
Terletak sekitar 5 km ke arah selatan dari Rantepao.
- Kete Kesu
Obyek yang mempesona di desa ini berupa Tongkonan, lumbung padi dan bangunan megalith
di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat
situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam
bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan
pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian
seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat
yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 km dari tenggara Rantepao.
- Batu Tumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu
lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir
memiliki ketinggian sekitar 2–3 meter. Dari tempat ini anda dapat
melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah
Sesean dengan ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- Lemo
Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo
kita dapat melihat mayat yanng disimpan di udara terbuka, di tengah
bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara
kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari
mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma' Nene.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment